Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan Paling Sengit yang Pernah Terjadi di Indonesia
1. Peristiwa 10 November 1945 –
Surabaya:
Pertempuran yang terjadi di Surabaya pada 10
November 1945 adalah pertempuran pertama setelah proklamasi. Saat Jepang sudah
menyatakan kalah dan dilucuti senjatanya. Tentara sekutu yang dalam hal ini
Inggris datang ke Surabaya. Mereka memiliki tujuan untuk mengembalikan
Indonesia kembali kepada pangkuan Belanda. Hal ini tentu ditolak oleh para pejuang
di Surabaya. Indonesia adalah sebuah negara yang merdeka dan tidak perlu
kembali ke tangan Belanda yang menjajah ratusan tahun.
Pada
tanggal 31 Agustus 1945 muncul maklumat pemerintah untuk mengibarkan
Merah-Putih di seluruh wilayah Indonesia. Namun di Hotel Yamato, sekelompok
orang belanda justru mengibarkan bendera Belanda. Akhirnya terjadilah insiden
penyobekan bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda. Dari sanalah mulai muncul
gerakan-gerakan separatis yang dilakukan oleh pejuang Indonesia. Bahkan seorang
Brigadir Jendral Inggris bernama Mallaby tewas di tangan pejuang.
Mengetahui hal ini Inggris marah dan akhirnya menyatakan perang melawan separatis. Mereka mengerahkan 30.000 pasukan infanteri tepat 10 November 1945. Pasukan Inggris menganggap Surabaya akan takluk dalam tiga hari saja. Namun nyatanya perjuangan justru semakin berat. Arek-arek Surabaya berjuang sekuat tenaga meski kotanya dijatuhi bom berkali-kali.
Pertempuran ini berjalan dengan baik karena pihak Indonesia sudah bisa melakukan koordinasi. Inggris kesusahan hingga mereka perlahan-lahan mundur. Perjuangan arek-arek Surabaya memakan korban hingga 16.000 pejuang. Namun semangat yang ditunjukkan membuat seluruh daerah di Indonesia mulai bergejolak hal tersebut karena pemimpin mereka Sutomo atau yang disebut Bung Tomo, Bung Tomo berhasil membakar semangat para pejuang surabaya dengan Pidatonya. Semua rakyat mulai melawan untuk mendapatkan kemerdekaannya kembali. pada akhirnya kita memperingati pertempuran besar ini setiap tahunnya pada tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
2. Bandung
Lautan Api – Bandung
Peristiwa Bandung Lautan Api
terjadi pada 23 Maret 1946. Di mana
peristiwa tersebut sebagai wujud nyata pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan
yang sudah diproklamasikan Indonesia. Untuk mengingat peristiwa tersebut
dibangun Monumen Bandung Lautan Api
sebagai tanda dari peristriwa tersebut. Peristiwa tersebut berawal dari
datangnya Sekutu pada Oktober 1945 di bandung.
Peristiwa
Bandung Lautan Api tidak bisa dilepaskan begitu saja dari sejarah Indonesia.
Karena pembakaran seluruh isi kota Bandung adalah bukti perjuangan rakyat untuk
mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela membakar rumah yang jadi tempat tinggal
agar tidak dijadikan markas NICA dan Tentara Inggris. Setidaknya sekitar
200.000 warga Bandung membakar rumahnya hingga habis tak bersisa.
Pembakaran
ini dilakukan karena jumlah Tentara Indonesia tak sebanding dengan tentara
sekutu. Terlebih masalah persenjataan juga sangat minim. Akhirnya para pejuang
membuat Bandung jadi lautan api dan melakukan misi gerilya. Tentara dibantu
milisi membakar dan meledakkan gudang-gudang senjata milik sekutu agar mereka kehabisan
kekuatan.
Peristiwa Bandung Lautan Api ini dikenang dalam sebuah lagu "Halo-Halo Bandung" Ciptaan Ismail Marzuki untuk mengenang perjuangan rakyat dan pejuang dalam peristiwa ini
3. Serangan Umum 1 Maret 1949 – Yogyakarta:
Serangan
Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah
serangan yang dilancarkan TNI terhadap tentara Belanda di Yogyakarta. Serangan
ini bertujuan untuk menunjukkan eksistensi TNI dan Indonesia sebagai negara
yang berdaulat. Selain itu serangan ini juga akan membuat kedudukan Indonesia
dalam KMB semakin kuat. Propaganda-propaganda yang dilakukan Belanda bawah
Indonesia sudah tamat akhirnya mampu dituntaskan.
Serangan
ini dilakukan secara terstruktur oleh TNI dibantu beberapa tokoh masyarakat.
Mereka ingin merebut kembali Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota
Indonesia. Selain itu di Yogyakarta terutama Hotel Merdeka terdapat wartawan
asing dan pengamat militer PBB. Peristiwa ini tentu akan segera menyebar ke
seluruh dunia. Keuntungan ini dimanfaatkan TNI dengan sekuat tenaga agar
Indonesia diakui sebagai negara.
Serangan
Umum ini terjadi pagi hari dengan menyerang pos-pos militer Belanda. Yogyakarta
dibuat kacau balau saat itu agar Belanda tidak memandang remeh perjuangan TNI.
Meski korban dari Indonesia jatuh dengan banyak. Serangan ini menjadi tonggak
eksistensi Indonesia di mata dunia. Pasalnya setelah serangan, headline media asing
mulai membahas eksistensi Indonesia.
4. Pertempuran
Medan Area – Medan:
Pertempuran
Medan Area, pertempuran terjadi di Medan
selama dua tahun lebih dari 13 Oktober
1945 hingga 1947. Pertempuran ini terjadi tentara sekutu dan pasukan NICA
dari Belanda mulai berbuat onar. Mereka melakukan tindakan semena-mena mulai
menginjak-injak bendera Merah-Putih yang jadi identitas Indonesia. Selain itu
tentara sekutu juga memberikan ultimatum agar semua senjata milik pejuang
dikumpulkan atau akan diadakan perang.
entu
rakyat tidak menyetujui apa saja yang diinginkan oleh sekutu. Akhirnya perang
antara kedua belah pihak tidak bisa dihindarkan. Korban dari dua belah pihak
berjatuhan cukup banyak. Meski demikian perjuangan rakyat Indonesia tak pernah
surut hingga pertempuran terakhir dilancarkan pada 15 Februari 1947.
Pertempuran ini menjadi bukti jika Indonesia memiliki kekuatan untuk mempertahankan
wilayahnya!
5. Serangan Umum
Surakarta – Surakarta (Solo):
Serangan
Umum Surakarta yang terjadi pada 7-10
Agustus 1949 adalah bukti bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan. Pasukan
militer masih mampu menjaga NKRI yang telah diproklamasikan sejak 17 Agustus
1945. Mengambil kedaulatan Indonesia artinya menantang Indonesia melakukan
pertempuran lagi.
Serangan
Umum ini membuat Belanda goyah. Bahkan selama empat hari Belanda jadi
kocar-kacir hingga serangannya mulai membabi buta. Bahkan setelah kedua belah
pihak sepakat melakukan gencatan senjata, pihak Belanda melanggar dan melakukan
aksi pembantaian yang membuat pasukan militer Indonesia geram. Akhirnya
pertarungan terjadi terus hingga menimbulkan banyak korban jiwa berjatuhan.
Serangan
Umum Surakarta menjadi bukti eksistensi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
di Den Haag, Belanda. Parlemen Belanda akhirnya goyah dan menganggap kinerja
pasukannya tak berhasil. Akhirnya perundingan dilakukan lagi dan Indonesia
mendapatkan kemerdekaan secara penuh dan berdaulat pada 27 Desember 1949.
6. Pertempuran Ambarawa
Kedatangan Sekutu ini diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut justru dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.
Pada tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut terhenti setelah Soekarno dan Brigadir Bethell melakukan perundingan dan memperoleh kata sepakat. Namun, ternyata pihak Sekutu mengingkari janji. Pada tanggal 12 Desember 1945, pertempuran berkobar di Ambarawa.
Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir. Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur.
Kemenangan ini diperoleh berkat kerja sama dari seluruh rakyat di Ambarawa. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya “Monumen Palagan Ambarawa” dan diperingati sebagai hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
0 komentar:
Posting Komentar