Kamis, 27 Agustus 2020

IPS : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan (Pertempuran)

 Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan Paling Sengit yang Pernah Terjadi di Indonesia

1. Peristiwa 10 November 1945 – Surabaya:

     Pertempuran yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 adalah pertempuran pertama setelah proklamasi. Saat Jepang sudah menyatakan kalah dan dilucuti senjatanya. Tentara sekutu yang dalam hal ini Inggris datang ke Surabaya. Mereka memiliki tujuan untuk mengembalikan Indonesia kembali kepada pangkuan Belanda. Hal ini tentu ditolak oleh para pejuang di Surabaya. Indonesia adalah sebuah negara yang merdeka dan tidak perlu kembali ke tangan Belanda yang menjajah ratusan tahun.

Pada tanggal 31 Agustus 1945 muncul maklumat pemerintah untuk mengibarkan Merah-Putih di seluruh wilayah Indonesia. Namun di Hotel Yamato, sekelompok orang belanda justru mengibarkan bendera Belanda. Akhirnya terjadilah insiden penyobekan bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda. Dari sanalah mulai muncul gerakan-gerakan separatis yang dilakukan oleh pejuang Indonesia. Bahkan seorang Brigadir Jendral Inggris bernama Mallaby tewas di tangan pejuang.

Mengetahui hal ini Inggris marah dan akhirnya menyatakan perang melawan separatis. Mereka mengerahkan 30.000 pasukan infanteri tepat 10 November 1945. Pasukan Inggris menganggap Surabaya akan takluk dalam tiga hari saja. Namun nyatanya perjuangan justru semakin berat. Arek-arek Surabaya berjuang sekuat tenaga meski kotanya dijatuhi bom berkali-kali.

Pertempuran ini berjalan dengan baik karena pihak Indonesia sudah bisa melakukan koordinasi. Inggris kesusahan hingga mereka perlahan-lahan mundur. Perjuangan arek-arek Surabaya memakan korban hingga 16.000 pejuang. Namun semangat yang ditunjukkan membuat seluruh daerah di Indonesia mulai bergejolak hal tersebut karena pemimpin mereka Sutomo atau yang disebut Bung Tomo, Bung Tomo berhasil membakar semangat para pejuang surabaya dengan Pidatonya. Semua rakyat mulai melawan untuk mendapatkan kemerdekaannya kembali. pada akhirnya kita memperingati pertempuran besar ini setiap tahunnya pada tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

2. Bandung Lautan Api – Bandung

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada 23 Maret 1946. Di mana peristiwa tersebut sebagai wujud nyata pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan Indonesia. Untuk mengingat peristiwa tersebut dibangun Monumen Bandung Lautan Api sebagai tanda dari peristriwa tersebut. Peristiwa tersebut berawal dari datangnya Sekutu pada Oktober 1945 di bandung.

Peristiwa Bandung Lautan Api tidak bisa dilepaskan begitu saja dari sejarah Indonesia. Karena pembakaran seluruh isi kota Bandung adalah bukti perjuangan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela membakar rumah yang jadi tempat tinggal agar tidak dijadikan markas NICA dan Tentara Inggris. Setidaknya sekitar 200.000 warga Bandung membakar rumahnya hingga habis tak bersisa.

Pembakaran ini dilakukan karena jumlah Tentara Indonesia tak sebanding dengan tentara sekutu. Terlebih masalah persenjataan juga sangat minim. Akhirnya para pejuang membuat Bandung jadi lautan api dan melakukan misi gerilya. Tentara dibantu milisi membakar dan meledakkan gudang-gudang senjata milik sekutu agar mereka kehabisan kekuatan.

Peristiwa Bandung Lautan Api ini dikenang dalam sebuah lagu "Halo-Halo Bandung" Ciptaan Ismail Marzuki untuk mengenang perjuangan rakyat dan pejuang dalam peristiwa ini

3. Serangan Umum 1 Maret 1949 – Yogyakarta:

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah serangan yang dilancarkan TNI terhadap tentara Belanda di Yogyakarta. Serangan ini bertujuan untuk menunjukkan eksistensi TNI dan Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Selain itu serangan ini juga akan membuat kedudukan Indonesia dalam KMB semakin kuat. Propaganda-propaganda yang dilakukan Belanda bawah Indonesia sudah tamat akhirnya mampu dituntaskan.

Serangan ini dilakukan secara terstruktur oleh TNI dibantu beberapa tokoh masyarakat. Mereka ingin merebut kembali Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia. Selain itu di Yogyakarta terutama Hotel Merdeka terdapat wartawan asing dan pengamat militer PBB. Peristiwa ini tentu akan segera menyebar ke seluruh dunia. Keuntungan ini dimanfaatkan TNI dengan sekuat tenaga agar Indonesia diakui sebagai negara.

Serangan Umum ini terjadi pagi hari dengan menyerang pos-pos militer Belanda. Yogyakarta dibuat kacau balau saat itu agar Belanda tidak memandang remeh perjuangan TNI. Meski korban dari Indonesia jatuh dengan banyak. Serangan ini menjadi tonggak eksistensi Indonesia di mata dunia. Pasalnya setelah serangan, headline media asing mulai membahas eksistensi Indonesia.

4. Pertempuran Medan Area – Medan:

Pertempuran Medan Area, pertempuran  terjadi di Medan selama dua tahun lebih dari 13 Oktober 1945 hingga 1947. Pertempuran ini terjadi tentara sekutu dan pasukan NICA dari Belanda mulai berbuat onar. Mereka melakukan tindakan semena-mena mulai menginjak-injak bendera Merah-Putih yang jadi identitas Indonesia. Selain itu tentara sekutu juga memberikan ultimatum agar semua senjata milik pejuang dikumpulkan atau akan diadakan perang.

entu rakyat tidak menyetujui apa saja yang diinginkan oleh sekutu. Akhirnya perang antara kedua belah pihak tidak bisa dihindarkan. Korban dari dua belah pihak berjatuhan cukup banyak. Meski demikian perjuangan rakyat Indonesia tak pernah surut hingga pertempuran terakhir dilancarkan pada 15 Februari 1947. Pertempuran ini menjadi bukti jika Indonesia memiliki kekuatan untuk mempertahankan wilayahnya!

5. Serangan Umum Surakarta – Surakarta (Solo):

Serangan Umum Surakarta yang terjadi pada 7-10 Agustus 1949 adalah bukti bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan. Pasukan militer masih mampu menjaga NKRI yang telah diproklamasikan sejak 17 Agustus 1945. Mengambil kedaulatan Indonesia artinya menantang Indonesia melakukan pertempuran lagi.

Serangan Umum ini membuat Belanda goyah. Bahkan selama empat hari Belanda jadi kocar-kacir hingga serangannya mulai membabi buta. Bahkan setelah kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata, pihak Belanda melanggar dan melakukan aksi pembantaian yang membuat pasukan militer Indonesia geram. Akhirnya pertarungan terjadi terus hingga menimbulkan banyak korban jiwa berjatuhan.

Serangan Umum Surakarta menjadi bukti eksistensi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Parlemen Belanda akhirnya goyah dan menganggap kinerja pasukannya tak berhasil. Akhirnya perundingan dilakukan lagi dan Indonesia mendapatkan kemerdekaan secara penuh dan berdaulat pada 27 Desember 1949.

Itulah lima pertempuran mempertahankan kemerdekaan paling sengit di Indonesia. Para pejuang dan juga pasukan militer Indonesia berjuang hingga tetes darah terakhir. Alasannya hanyalah untuk membuat Indonesia diakui dunia sebagai negara yang berdaulat. Negara yang saat ini kita tinggali dengan aman dan damai.

6. Pertempuran Ambarawa

Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang.

Kedatangan Sekutu ini diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut justru dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.

Pada tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut terhenti setelah Soekarno dan Brigadir Bethell melakukan perundingan dan memperoleh kata sepakat. Namun, ternyata pihak Sekutu mengingkari janji. Pada tanggal 12 Desember 1945, pertempuran berkobar di Ambarawa.

Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir. Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur.

Kemenangan ini diperoleh berkat kerja sama dari seluruh rakyat di Ambarawa. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya “Monumen Palagan Ambarawa” dan diperingati sebagai hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.


Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat.
jangan lupa tinggalkan jejak dikolom komentar sebagai motivasi penulis untuk terus berkarya.
nantikan juga artikel selanjutnya yaa..

0 komentar:

Posting Komentar